News

Perempuan Bukan Pajangan!!, Ny. Yeni Asri Guncang Panggung Putri Otonomi 2025

Admin

MINAHASA UTARA // MSN,

Di tengah gemerlap panggung nasional yang kerap menjadikan perempuan sekadar pemanis acara, satu sosok dari timur Indonesia datang menghantam stigma itu dengan tajam. Ny. Yeni Rosbayani Asri, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Seram Bagian Barat, hadir bukan untuk senyum-senyum manis—tapi untuk menyuarakan perlawanan.

Dalam Grand Final Putri Otonomi Indonesia 2025 yang berlangsung di Hotel Sutan Raja, Minahasa Utara, Jumat malam (30/5/2025), Ny. Asri berdiri gagah mewakili wajah perempuan timur yang selama ini kerap dipinggirkan dalam narasi pembangunan nasional.

Tak ada basa-basi. Ny. Asri datang membawa pesan tajam: "Perempuan bukan hiasan panggung. Kami tiang negeri yang terlalu lama dikecilkan!".

Acara yang merupakan bagian dari Munas VI dan HUT ke-25 APKASI ini seketika berubah atmosfernya. Dari sekadar parade gelar dan selempang, menjadi panggung perlawanan sunyi yang selama ini terpendam dalam dada para perempuan daerah.

Bukan Bicara Cantik, Tapi Patahkan Ketimpangan

Putri Otonomi Indonesia memang mencari figur duta daerah. Tapi kehadiran Ny. Asri menjungkirbalikkan anggapan bahwa perempuan hanya pandai berdiri anggun. Ia hadir sebagai tamparan keras bagi sistem yang masih setengah hati melibatkan perempuan dalam pengambilan keputusan.

Peran perempuan di sektor ekonomi, sosial, budaya, hingga politik sudah tak bisa dibantah. Mereka adalah penggerak UMKM, pendidik generasi, penjaga nilai lokal, dan bahkan pemimpin strategis. Namun, diskriminasi, kekerasan, dan ketimpangan masih membelenggu mereka.

"Selama perempuan masih diperlakukan sebagai pelengkap, bangsa ini belum benar-benar maju," tandas Ny. Asri dengan tajam.

Dari Timur, Suara Perempuan Mengguncang Nusantara

Bukan tanpa alasan Ny. Asri hadir di ajang bergengsi ini. Kehadirannya adalah bentuk perlawanan senyap dari perempuan di pelosok negeri—yang saban hari bergulat dengan realitas keras, namun tetap membangun dari akar.

Seram Bagian Barat tak ingin diam. Dari wilayah pesisir dan pegunungan itu, suara perempuan kini mengguncang panggung nasional. Ny. Asri telah membuka jalan—bahwa perempuan dari desa pun bisa bicara setara di pusat.

"Jangan remehkan perempuan desa. Kami bukan penonton, kami pemain utama!"

Kehadirannya adalah cambuk bagi daerah lain: apakah kalian masih mengurung perempuan di balik dapur dan seremoni? Atau sudah memberi mereka tempat sejati dalam pembangunan?.

Jika jawaban kalian yang pertama, maka bersiaplah tergilas zaman. Karena dari Seram Bagian Barat, perempuan sudah bangkit. Dan mereka tak akan diam lagi.

(DL. H)

Share:
Komentar

Berita Terkini