Sungai penuh // MSN,
Bakato orang dahin masa kini dari negeri Melayu daun Kopi yang tersohor dengan gurindam dua belas alias petitihnya, menyebut "kalau tidak ada beradanya luwak manalah mungkin biji kawo yang berada di nun jauh sana bisa tumbuh diparaknyo kito".
Begitu pula, ketika membaca proses bagaimana panjang dan rumitnya perjuangan pembangunan Pasar Beringin Jaya hingga pada bulan Agustus ini resmi digelar tendernya, bukanlah sesuatu yang serta merta bisa disebut turun atau datang dari langit.
Mulai dari upaya awalnya pembuatan DED Detail Enginererin Design DED Pasar Beringin Jaya pada Tahun 2018/2019 semasa Pemerintahan AJB dengan cita besarnya membangun Pasar Beringin Jaya Blok A sebagai lokasi Minum Kawo Squart.
Yang dilanjutkan dengan upaya alot merenggut APBN masa Pemerintahan Ahmadi, meski pembangunannya sempat gagal, hingga anggarannya ditarik kembali oleh negara pada tahun 2024.
Sampai digolkan dengan piawaynya oleh Pemerintahan Alfin Kenek pada tahun 2025, karena semangat tak putusnya semua Kota Sungai Penuh yang menginginkan Pembangunan Pasar Beringin Jaya mesti juga digelar, meski dimasa masa sulitnya keuangan negara yang disebut efisiensi dimasa sekarang ini
Namun, liberonya yang sibuk kulur kilir mengatur alurnya bola masih tetap wajah baru muka lama di Dinas Pasar yakni Bung Safrizal Caniago sang Sate Laweh yang sekarangnya sudah menjadi manejer notabenenya Kadis Perindusterian dan Pasar Kota Sungai Penuh.
Dikatakan oleh Kadis Perindusterian dan Pasar Safrizal Caniago bahwa dalam tiga minggu kedepan ini semua ladyng sektor terkait di Dinas Perindusteriann dan Pasar dipadatkan oleh jadwal persiapan pembangunan Pasar Beringin Jaya.
"Pertengahan Agustus tender Pasar Beringin Jaya digelar, dan pada masa yang sama 40 orang aktif penghuni Pasar Beringin sudah mesti menempati pasar penampungan baru di lantai 2 Kincai Plaza," terang Safrizal Caniago.
Lanjutnya lagi, pasar penampungan telah dibangun dipindahkan ke lantai 2 Kincai Plaza atas kebijakan Wako karena alasan tekhnis agar setiap aktifitas pembangunan tidak terganggu oleh adanya pasar penampungan."Mengingat ruas bagian sampingnya lagi adalah jalan utama, maka tak mungkin dijadikan ruang masuk lokasi dari aktifitas pekerjaan," imbuhnya.
Ketika ditanya lagi oleh awak Media, kenapa sih pada tahun 2024 pembangunannya sampai tertunda atau gagal?, katanya karena perencanaannya tidak memenuhi syarat yang diinginkan. Meski anggarannya ditarik kembali, tapi masih bisa terselamatkan dimasa Pemerintahan Alfin Azhlar.
"Jumlah anggarannya sebesar 53 M dari APBN yang digelar secara multi year, dan untuk tahap pertamanya mengguna anggaran sebesar 11 M. Insya Alloh tendernya dgelar pada pertengahan bulan Agustus ini," pungkas Bung Sarizal sang sate laweh.(@Yd,Yid, Yi /Rm)