News

Berindonesia atau Bubar: 'Jalan Terakhir Menuju Kedaulatan Sejati'

Admin

Malang // MSN,

Pancasila adalah adalah nilai-nilai Fundamental Kemanusiaan yang Dinamis, Senin.(16/6/25)

Nilai nilai Fundamental itu Digali BUNG KARNO dalam bentuk Keberadaan Ontologisnya, sehingga Oleh BUNG KARNO dinyatakan sebagai Sumber dari Segala Sumber HUKUM yang Terus mengalir Tiada berkesudahan. Inilah Sifat Dinamis PANCASILA itu.

Nilai nilai Fundamental Kemanusiaan itu adalah BUDI NURANI KEMANUSIAAN yang Hadir didalam SEJARAH Menjadi KEBEBASAN, KEADILAN, KESETARAAN, KESEJAHTERAAN.

Membangun Masa depan yang KONKRET adalah adanya perubahan kelakuan administratif dari setiap individu manusia.

Apakah perubahan kelakuan administratif itu???, Perubahan kelakuan administratif adalah sikap mental positif yang logis dan Realistis didalam memandang seluruh REALITAS SOSIAL yang sedang berkembang pesat didalam kehidupan sosial.

Apakah budaya KKN yang menandai jaman ini adalah budaya yang baik??, Jika Kita menolak budaya tsb sedangkan kita BERADA PADA POSISI sebagai scrub scrubnya apakah bisa menolaknya??? Ternyata Tidak, jika kita hidup di Suatu Negara yang budaya bangsanya adalah budaya KKN, apakah kita harus melawan budaya tsb atau kita pergi meninggalkan negara tsb untuk supaya tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung.

Kemudian perubahan kelakuan administratif yang seperti apa yang bisa dijadikan acuan?.

Dari segi untuk mempraktikkan sikap mental yang positif saja di Negara yang memiliki budaya KKN ini sudah mengalami kesulitan bahkan mengalami jalan buntu.

BANGSA yang demikian itu akan segera Hilang,

NEGARANYA juga Runtuh dan BUBAR.

Hanya ada satu jalan baginya yaitu menyerahkan seluruhnya kepada HUKUM RASIONAL SEJARAH dan HUKUM RASIONAL PERUBAHAN SOSIAL akan segera menampakkan fungsinya benar dan Definitif.

Dan darinya akan tumbuh embrio embrio Baru yang lebih unggul. Inilah RASIO HISTORIS itu.

Berindonesia

Indonesia telah merdeka, dan pekik “Merdeka!” sudah jutaan kali dikumandangkan oleh segenap komponen bangsa, elemen masyarakat, dan seluruh rakyat Indonesia. Ungkapan “Merdeka!” ini memiliki arti yang komprehensif dan universal. Sebab, “Merdeka!” bukan hanya sekadar pekikan lantang, melainkan sebuah filosofi kemanusiaan yang harus diwujudkan bersama oleh negara, komponen bangsa, elemen masyarakat, dan seluruh rakyat Indonesia.

Dalam Indonesia yang merdeka, tugas pokok negara, komponen bangsa, elemen masyarakat, dan seluruh rakyat Indonesia adalah berpikir merdeka, berbicara merdeka, dan bertindak merdeka. Fungsi pokok Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah mewujudkan kemerdekaan yang ada agar benar-benar dapat dirasakan langsung oleh seluruh komponen bangsa, elemen masyarakat, dan rakyat Indonesia.

Meskipun kemerdekaan Indonesia telah diraih, implementasinya belum benar-benar menyentuh sendi-sendi eksistensi bangsa, masyarakat, dan rakyat Indonesia. Apa yang menyebabkan kondisi objektif psikologis bangsa, masyarakat, dan rakyat Indonesia ini mengalami kesulitan dalam mendapatkan kemerdekaan di sebuah negara yang sudah merdeka?, Jawabannya adalah belum adanya perubahan perilaku administratif yang logis dan realistis dalam menerima secara utuh dan sungguh-sungguh keberadaan Indonesia.

Kekacauan cara pandang dan cara berpikir anak bangsa yang belum memahami dan mengerti tentang Indonesia yang sakti ini, baik di tingkat pemerintahan, komponen bangsa, elemen masyarakat, maupun warganya, menyebabkan mereka belum becus berindonesia.

Hai anak-anak bangsa Indonesia! Apa yang kalian inginkan?, Merdeka sudah, meskipun kalian tidak terlibat secara fisik dan psikis dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Tanah air yang kaya sudah tersedia. Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa sudah ada, dan itu adalah esensimu, jati dirimu.

Pemerintahan sudah ada (Pemerintah Republik Indonesia). Beragama dan menjalankan ibadah dilindungi oleh negara, begitu pula para penghayat kepercayaan. Namun, kalian merasa bahwa Pancasila tidak sesuai dengan kepribadian kalian. Jika demikian, apakah kalian menginginkan kepribadian lain? Apakah kalian ingin menjadi bangsa lain yang lebih hebat, seperti bangsa Arab, India, Tiongkok, Jepang, Yahudi, Eropa, atau Amerika?.

Gambaran Substansial tentang Pancasila

Pancasila adalah dasar filsafat bangsa. Artinya, Pancasila adalah esensi bangsa (pengertiannya) dan eksistensi bangsa (sungguh adanya). Dengan demikian, Pancasila adalah budaya bangsa. Pancasila merupakan nafas bangsa yang setiap detik menjadi detak jantung bangsa dan sekaligus menjadi roh kehidupan bangsa. Contohnya adalah budaya gotong royong yang menjadi gaya hidup anak-anak bangsa.

Pancasila sebagai esensi bangsa berarti bangsa ini ada karena Pancasila. Sebagai eksistensi bangsa, ia ada karena Pancasila. Bangsa Indonesia tidak akan pernah ada jika Pancasila tidak ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Oleh karena itu, Pancasila dan bangsa Indonesia adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Namun demikian, dengan sifat utamanya yang dinamis, Pancasila selalu siap menerima segala bentuk perubahan dengan filterisasi yang dimilikinya. Filterisasi yang ada pada Pancasila adalah kemampuan absolut Pancasila dalam memahami dan menanggulangi segala bentuk perubahan. Hal ini dikarenakan Pancasila benar-benar merupakan jiwa bangsa yang fundamental dengan konstruksi filosofisnya yang bernama gotong royong.

Bangsa Indonesia dengan Pancasila telah membentuk sebuah negara bangsa bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki landasan ideal Pancasila dan landasan struktural UUD 1945. Oleh karena itu, setiap penyelenggara negara wajib Pancasilais dan wajib tunduk kepada UUD 1945, tanpa alasan apapun untuk tidak mematuhinya.

Jangan bandingkan Pancasila dengan buku-buku dari Timur Tengah, seperti Alkitab, atau buku-buku dari Eropa, seperti Das Kapital. Pancasila adalah jiwa bangsa yang kemudian menjadi philosophische grondslag bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di NKRI.

Keberadaan Pancasila

Pancasila adalah budaya dasar bangsa Indonesia.

Pancasila adalah ideologi negara Republik Indonesia.

Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia.

Pancasila adalah dasar negara Republik Indonesia.

Pancasila sebagai budaya dasar bangsa Indonesia telah diterapkan dalam bentuk tingkah laku dan dipercaya sebagai eksistensi yang autentik, yang bermanifestasi dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia, contohnya gotong royong.

Pancasila sebagai ideologi negara Republik Indonesia adalah ide dasar bagi berdirinya Negara Republik Indonesia. Ia adalah fundamental, ia adalah kebenaran bagi seluruh sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia adalah kebenaran yang diakui oleh seluruh masyarakat Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia adalah dasar untuk mengatur penyelenggaraan pemerintahan Negara Republik Indonesia.

Pancasila adalah bukti sejarah peradaban manusia Indonesia yang tak terbantahkan. Hanya Pancasila yang benar dan definitif bagi Negara Republik Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Bernegara adalah kebanggaan bagi warga negaranya untuk memberikan yang terbaik bagi negaranya. Bernegara diatur oleh pasal-pasal dan ayat-ayat yang tertulis dalam konstitusi. Bernegara adalah cita-cita bersama yang juga sudah tertulis dalam pembukaan konstitusi. Bernegara hanya membutuhkan kemauan politik dari penyelenggara negara dan partisipasi warga negara.

Bernegara adalah kesepakatan dengan konstitusi, kesepakatan dengan dasar negara, kesepakatan dengan ide-ide dasar yang telah disepakati bernama Pancasila (Pancasila adalah dasar negara, Pancasila sebagai ideologi warga negara, dan dijadikan dasar bagi penyelenggaraan negara oleh penyelenggara negara).

Indonesia sebagai negara bangsa adalah sebuah negara yang berangkat dari filosofi dasar, yaitu satu bangsa (Bangsa Indonesia), satu tanah air (Tanah Air Indonesia), satu bahasa (Bahasa Indonesia).

Ketika proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, kita, Bangsa Indonesia, memulai sebuah perjalanan dengan filosofi merdeka. Artinya, menuju kebebasan dari penindasan, bebas dari rasa takut, bebas dari kebodohan, bebas dari kemiskinan, bebas menyampaikan pendapat, dan lain-lain.

Seiring berjalannya waktu, Bangsa Indonesia berusaha untuk menjadi dan terus menjadi. Ada yang menginginkannya menjadi bangsa yang religius, ada yang menginginkan menjadi bangsa yang bermoral, ada yang menginginkan menjadi bangsa yang besar, bahkan ada yang menginginkan menjadi bangsa yang mengutamakan kepentingan golongan yang masih tertindas, masih bodoh, masih miskin, agar layak hidup sebagai manusia.

Dari keinginan-keinginan itulah lahir berbagai pemikiran yang mengakibatkan banyaknya isme-isme yang tidak sejalan dengan konsep dasar bernegara, yaitu pembukaan konstitusi dan batang tubuhnya. Namun demikian, dengan sifat utamanya yang dinamis, Pancasila akan sanggup menghadapi segala tantangan dan ancaman, baik dari dalam maupun luar, yang sungguh-sungguh melawan Pancasila. Karena Pancasila identik dengan Bangsa Indonesia, maka siapapun yang berusaha menghapusnya berarti sama dengan menghapus Bangsa Indonesia dari muka bumi. Inilah jalan terakhir bagi Negara Pancasila untuk berperang melawan siapapun yang mengancamnya.

Sifat kedinamisan Pancasila menempatkan segala sesuatunya dalam harmoni di atas segalanya. Pancasila pro kemajuan dan siap sedia berkompromi dengan perubahan sepanjang tidak bertentangan dengannya.

Inilah kelima sila yang membidani lahirnya Pancasila:

1. Kebangsaan Indonesia,

2. Kemanusiaan,

3. Mufakat atau Demokrasi,

4. Keadilan Sosial,

5. Ketuhanan yang Berkebudayaan.

Kemudian, inilah Pancasila yang disepakati dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa,

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,

3. Persatuan Indonesia,

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila yang dinamis ini telah membawa Bangsa dan Negara menuju usia ke-79 tahun, dan karena sifat kedinamisannya, Pancasila akan terus mengawal perjalanan Bangsa Indonesia menuju kebesaran dan kejayaannya sepanjang masa.

Pengertian tentang kemerdekaan membutuhkan pemahaman sebagai berikut:

"Saya lebih memilih menjadi good citizen daripada good religion, Menjadi Indonesia lebih benar dan lebih baik daripada menjadi yang lain. Menjadi Pancasilais lebih benar dan lebih baik daripada menjadi yang lain. Mencintai bangsa dan negaraku Indonesia lebih benar dan lebih baik daripada mencintai bangsa dan negara lain!".

Berpikirlah tentang dirimu, berpikirlah tentang kehidupan sosialmu, berpikirlah tentang negaramu, berpikirlah tentang historisitasmu, dan berpikirlah tentang masa depan umat manusia. Tentunya, masa depan adalah hal yang paling berharga bagi manusia, tempat segala cita-cita berada.

Rakyat…, Rakyat…, Rakyat…, Mari berkumpul, berkumpul, berkumpul, untuk bermusyawarah dengan baik. Rakyat di mana pun, di bawah kolong langit ini, tidak mau ditindas oleh bangsa lain, tidak mau dieksploitasi oleh golongan mana pun, meskipun dari bangsanya sendiri. Rakyat di mana pun, di bawah kolong langit ini, menuntut kebebasan dari kemiskinan dan kebebasan dari rasa takut, baik karena ancaman dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Rakyat di manapun, di bawah kolong langit ini, menuntut kebebasan untuk menggerakkan aktivitas sosialnya secara konstruktif demi meningkatkan kebahagiaan masyarakat. Rakyat di mana pun, di bawah kolong langit ini, menuntut kebebasan untuk mengeluarkan pendapat, yaitu hak-hak yang lazimnya dinamakan demokrasi.

Inilah keyakinan saya dulu, dan inilah pula yang saya lihat di mana-mana. Tuntutan-tuntutan ini meledak-ledak pada abad ke-20, tetapi sebenarnya telah terkandung berabad-abad dalam kalbu manusia. Oleh karena itu, tuntutan-tuntutan ini pada hakikatnya tak lain dan tak bukan adalah pengejawantahan dari budi nurani kemanusiaan.

Penemuan Kembali Revolusi Kita 17 Agustus 1959 TTD SOEKARNO.

DAN…, JANGAN ADA ORANG MISKIN DI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA INI.

DAN… JANGAN ADA ORANG BODOH DI NKRI.

DAN… JANGAN ADA ORANG TERJAJAH DI NKRI INI.

SINYAL KEBANGKITAN SUKARNOISME

Sinyal itu adalah berkumandangnya PEKIK MERDEKA dari Pusat Kekuasaan.

Pekik MERDEKA itu menggema ke seluruh Penjuru Negeri.

PEKIK MERDEKA itu adalah sebuah tekat yang bulat.

Yang Kuat,

Untuk menghapuskan IMPERIALISME Dari Indonesia.

Dan PEKIK MERDEKA ini adalah SINYAL KEBANGKITAN SUKARNOISME.

Sinyal Kebangkitan Seluruh Anak BANGSA dan Seluruh Rakyat Indonesia untuk mengambil kembali Kedaulatannya yang telah dirampas oleh Imperialis Imperialis.

Api REVOLUSI Telah membara dan menyala nyala disetiap jiwa anak-anak Bangsa dan seluruh Rakyat Indonesia.

Tenaga Tenaga Revolusioner telah siap sedia dan SIAP GRAAK bergerak dengan Kepalan tangan Sambil membentangkan,

PEKIK MERDEKA

GANYANG Imperialis dalam Bentuk Apapun.

MERDEKA……!!!!

MERDEKA….!!!!!

MERDEKA..!!!!!!!

Aufklarung adalah jalan sejarah yang harus dilakukan oleh seluruh elemen bangsa dan seluruh komponen masyarakat Serta rakyat Indonesia.

Aufklarung itu adalah PENCERAHAN bagi kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

Ia adalah Restrukturisasi dan Rekonstruksi

Ia adalah Pencucian kekotoran kerak kerak sejarah yang menggumpal yang menimbulkan Penyakit kronis BANGSA Indonesia ini.

Kapitalis adalah Ekspresi Niscaya dari Imperialis

Kapitalis itu di Indonesia adalah KABIR (Kapitalis Birokrat).

Mereka telah mengekploitasi Bangsanya sendiri.

Dia dgn seenaknya mengekplorasi Sumber daya alam Indonesia untuk kepentingan Dirinya sendiri dan gerombolannya.

Oleh karenanya Sudah tidak ada alasan lagi untuk menghapuskan IMPERIALISME dari Bumi Indonesia.

Dan Dia adalah Para Kabir Kabir keparat itu.

Penjajah yang sebenarnya saat ini adalah Pemerintah Republik Indonesia itu.

Pemerintah Republik Indonesia menjajah BANGSA Indonesia.

Bangsanya sendiri.

Ironis

Mengartikan

Dan memuakkan.

GANYANG TIRANI

yang berkedok Demokrasi.

MERDEKA…. !!!

Sumber: GMNI Malang, Badan Pendidikan dan Pelatihan Gerakan Pemuda dan Pelatihan.(NASMAR)

Share:
Komentar

Berita Terkini