Balige // MSN,
Debit air Danau Toba, Sumatera Utara meluap setinggi dua (2) meter hingga menggenangi sebagian permukiman dan lahan usaha pariwisata di sekitar pinggir danau vulkanik tersebut, pada Senin.(2/3/25)
Informasi sementara yang dihimpun awak media, Minggu (2/3), bahwa peningkatan debit air dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi dan hampir merata di tujuh (7) kabupaten yang mengelilingi kawasan Danau Toba selama beberapa pekan terakhir.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), baru-baru ini juga telah mengeluarkan peringatan dini cuaca untuk perairan Danau Toba yang berpotensi dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, petir, dan angin kencang.
Peningkatan debit air di permukaan Danau Toba diprediksi masih berpotensi terjadi pada Maret 2025.
Kalangan pengelola pondok-pondok wisata di pinggir Danau Toba, seperti di Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba, mengungkapkan, meluapnya air danau di wilayah mereka berdampak buruk terhadap kunjungan ke objek wisata dan ekonomi sebagian warga lokal.
“Biasanya dalam kondisi normal banyak wisatawan berkunjung, sehingga menambah pendapatan dan meningkatkan ekonomi warga,” ujar Herbert, warga Porsea.
Sementara itu, Kepala Desa Harian, Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir, Pardamean LumbanRaja mengakui bahwa faktor alam sangat tidak bisa diprediksi secara kasat mata, khususnya di musim penghujan seperti sekarang ini.
‘Untuk itu, marilah kita semua bersama melindungi hutan agar lingkungan disekitarnya bisa terjaga dari amukan alam yang sangat dahsyat,” tuturnya.
Ia juga berharap kepada Bupati Samosir Vandiko Gultom dan dinas terkait agar segera mengambil tindakan dengan memberi tanggap darurat, guna mengantisipasi gerusan air Danau Toba agar tidak semakin meluas dan membahayakan masyarakat.
“Mari kita jaga lingkungan kita, terutama di daerah pantai Danau Toba. Pemerintah pun sudah berulangkali menyampaikan kepada warga agar senantiasa melindungi dan merawat kawasan pantai wisata Danau Toba", ucapnya.(PJS)